Komunikasi
Non Verbal - Komunikasi memiliki beberapa pengertian,
antara lain merupakan sebuah proses interaksi sosial antara dua atau lebih
individu yang mencoba saling mempengaruhi dalam hal ide, sikap, pengetahuan,
dan tingkah laku. Selain itu komunikasi juga di definisikan sebagai proses
memberitahukan dan menyebarkan pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan maksud utk
menggugah partisipasi, agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik
bersama. Seperti yang telah kita ketahui, komunikasi terdiri dari dua jenis
yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi
verbal merupakan proses komunikasi melalui bahasa dan kata-kata yang diucapkan.
Komunikasi nonverbal adalah proses
komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh
komunikasi non verbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi
wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi non
verbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan
ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan.
Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi
nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara
tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi non verbal juga berbeda
dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun
nonverbal.
Menurut
Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non verbal
yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa
kata-kata”.
Sedangkan
menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu
komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the
object language), komunikasi dengan gerak (gesture)
sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau
gerakan tubuh (action language).
Dalam
kehidupan sehari-hari penggunaan bahasa non verbal sering digunakan oleh
seseorang, seperti:
- Menganggukan kepala yang berarti setuju,
- Menggelengkan kepala yang berarti tidak setuju,
- Melambaikan tangan kepada orang lain, yang berarti seseorang tersebut sedang memanggilnya untuk datang kemari,
- Menunjukkan jari kepada orang lain diikuti dengan warna muka merah, berarti ia sedang marah,
- Gambar pria dan wanita di sebuah toilet, berarti seseorang boleh masuk sesuai dengan jenisnya.
Bentuk
Komunikasi Non Verbal
Bentuk-bentuk
komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam yaitu:
a. Komunikasi visual
Komunikasi
visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambang-lambang, atau simbol-simbol.
Dengan
menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta
bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan
hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih
cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar.
b. Komunikasi sentuhan
Ilmu
yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal sering disebut
Haptik. Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus-ngelus, sentuhan di
punggung dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu dari orang yang menyentuhnya.
c. Komunikasi gerakan tubuh
Kinesik
atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non verbal, seperti, melakukan
kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh digunakan
untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan. Dengan gerakan tubuh, seseorang
dapat mengetahui informasi yang disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata.
Seperti menganggukan kepala berarti setuju.
d. Komunikasi lingkungan
Lingkungan
dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau merasakannya.
Contoh: jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika seseorang menyebutkan bahwa
”jaraknya sangat jauh”, ”ruangan ini kotor”, ”lingkungannya panas” dan lain-lain,
berarti seseorang tersebut menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan
dan perasaan kepada lingkungan tersebut.
e. Komunikasi penciuman
Komunikasi
penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu
pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup oleh indera penciuman.
Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang tidak akan memahami bahwa parfum
tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali.
f. Komunikasi penampilan
Seseorang
yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan penampilan yang menarik,
sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang
menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima
pesan berupa tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak
rapih, kotor dan lain-lain).
g. Komunikasi citrasa
Komunikasi
citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana penyampaian suatu
pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang
tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis,
lezat dan lain-lain, apabila makanan tersebut telah memakan/meminumnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa dari makanan/minuman tadi menyampaiakan
suatu maksud atau makna.
A. Fungsi Pesan Non-Verbal
Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa
komunikasi non-verbal memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1.
Repetisi
Di sini komunikasi non-verbal
memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagasan yang disajikan secara verbal.
Misalnya setelah seseorang menjelaskan penolakannya terhadap suatu hal, ia akan
menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menjelaskan penolakannya.
2.
Substitusi
Di sini komunikasi non-verbal
memiliki fungsi untuk menggantikan lambing-lambang verbal. Misalnya tanpa
sepatah katapun seseorang berkata, ia dapat menunjukkan persetujuan dengan
mengangguk-anggukkan kepala.
3.
Kontradiksi
Di sini komunikasi non-verbal
memiliki fungsi untuk menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain
terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji prestasi rekannya dengan
mencibirkan bibirnya sambil berkata: “Hebat, kau memang hebat”.
4.
Komplemen
Di sini komunikasi non-verbal
memiliki fungsi untuk melengkapi dan memperkaya makna pesan non-verbal.
Misalnya air muka seseorang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak
terungkap dengan kata-kata.
5.
Aksentuasi
Di sini komunikasi non-verbal
memiliki fungsi untuk menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahinya.
Misalnya seseorang mengungkapkan kejengkelannya sambil memukul mimbar.
B. Pentingnya Komunikasi Non-Verbal Dalam Komunikasi
Sehari-Hari
Selain hal-hal yang telah disebutkan
diatas, masih ada beberapa alasan lagi mengapa komunikasi non-verbal memiliki
peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers
(1976):
1.
Faktor-faktor non-verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
Ketika kita mengobrol atau
berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita
lewat pesan-pesan non-verbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak
membaca pikiran-pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk non-verbal. Menurut
Birdwhistell tidak lebih dari 30%-35% makna sosial percakapan atau interaksi
dilakukan dengan kata-kata, dan sisanya dilakukan dengan pesan non-verbal.
2.
Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non-verbal ketimbang
pesan verbal.
Menurut Mahrabian (1967), hanya 7%
perasaan kasih sayang dapat dikomunikasikan dengan kata-kata. Selebihnya, 38%
dikomunikasikan lewat suara, dan 55% dikomunikasikan melalui ungkapan wajah
(senyum, kontak mata, dan sebagainya).
3. Pesan
non-verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancauan.
Pesan non-verbal jarang dapat diatur
oleh komunikator secara sadar. Misalnya sejak zaman prasejarah, wanita selalu
mengatakan “tidak” dengan lambing verbal, tetapi pria jarang tertipu. Mereka
tahu ketika “tidak” diucapkan, seluruh anggota tubuhnya menyatakan “ya”.
Kecuali actor-aktor yang terlatih, kita semua lebih jujur berkomunikasi melalui
pesan non-verbal. Hal yang kadang kemudian terjadi adalah double binding dimana
ketika pesan non-verbal bertentangan dengan pesan verbal, orang pada akhirnya
akan bersandar pada pesan non-verbal.
4. Pesan
non-verbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.
Fungsi metakomunikatif artinya
memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan. Di atas
telah dipaparkan mengenai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen,
dan aksentuasi. Semua ini menambah kadar informasi dalam penyampaian pesan.
5. Pesan
non-verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan
pesan verbal.
Dari segi waktu, pesan verbal sangat
tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi (lebih banyak
lambang dari yang diperlukan), repetisi, ambiguity, dan abstraksi. Diperlukan
lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita secara verbal daripada
secara nonverbal.
6. Pesan
non-verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
Ada situasi komunikasi yang menuntut
kita untuk mengungkapkan gagasan atau emosi secara tidak langsung. Sugesti di
sini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implicit.
Leathers (1976) menyatakan bahwa jika anda meminta pelayanan seksual dari anak
di bawah umur secara verbal, anda dapat menerima hukuman pernjara. Jika anda
melakuka hal yang sama secara non-verbal, anda bebas dari hukuman. Kita dapat
memuji seseorang secara verbal, tetapi mengecamnya secara non-verbal. Inipun
sulit dituntut secara hukum.
C. Jenis-Jenis Pesan Non-Verbal
Duncan (dalam Rakhmat, 1985)
menyebutkan terdapat beberapa jenis pesan non-verbal, yaitu:
1. Pesan
kinesik
Pesan kinesik merupakan pesan yang
menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri dari tiga kompunen
utama yaitu:
a. Pesan fasial
Pesan ini menggunakan air muka untuk
menyampaikan makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat
menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna : kebahagiaan, rasa
terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat,
ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan penelitian tentang wajah
sebagai berikut:
· Wajah mengkomunikasikan penilaian
tentang ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan komunikator memandang
objek penelitiannya baik atau buruk.
· Wajah mengkomunikasikan minat
seseorang kepada orang lain atau lingkungan.
· Wajah mengkomunikasikan intensitas
keterlibatan dalam suatu situasi.
· Wajah mengkomunikasikan tingkat
pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri.
· Wajah barangkali mengkomunikasikan
adanya atau kurangnya pengertian.
b. Pesan gestural
Menunjukkan gerakan sebagian anggota
badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Menurut
Galloway, pesan ini berfungsi untuk mengungkapkan:
· Mendorong/membatasi.
· Menyesuaikan/mempertentangkan.
· Responsif/tak responsif.
· Perasaan positif/negatif.
· Memperhatikan/tidak memperhatikan.
· Melancarkan/tidak reseptif.
· Menyetujui/menolak.
Pesan gestural yang mempertentangkan
terjadi bila pesan gestural memberikan arti lain dari pesan verbal atau pesan
lainnya. Pesan gestural tak responsif menunjukkan gestur yang yang tidak ada
kaitannya dengan pesan yang diresponnya. Pesan gestural negatif mengungkapkan
sikap dingin, merendahkan, atau menolak. Pesan gestural tak responsive
mengabaikan permintaan untuk bertindak.
c. Pesan postural
Berkaitan dengan keseluruhan anggota
badan. Mehrabian menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postur:
· Immediacy
Merupakan ungkapan kesukaan atau
ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong kea rah lawan
bicara menunjukkan kesukaan atau penilaian positif.
· Power
Mengungkapkan status yang tinggi
pada diri komunikator.
· Responsiveness
Individu mengkomunikasikannya bila
ia bereaksi secara emosional pada lingkungan, baik positif maupun negatif.
2. Pesan
proksemik
Pesan ini disampaikan melalui
pengaturan jarak dan ruang. Pada umumnya, dengan mengatur jarak, kita
mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan ini juga diungkapkan
dengan mengatur ruangan objek dan rancangan interior. Pesan ini dapat
mengungkapkan status sosial ekonomi, keterbukaan, dan keakraban.
3. Pesan
artifaktual
Pesan ini diungkapkan melalui
penampilan, body image, pakaian, kosmetik, dll. Umumnya pakaian kita pergunakan
untuk menyampaikan identitas kita, yang berarti menunjukkan kepada orang lain
bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lain sepatutnya memperlakukan kita.
Selain itu pakaian juga berguna untuk mengungkapkan perasaan (misal pakaian
hitam berarti duka cita) dan formalitas (misal sandal untuk situasi informal
dan batik untuk situasi formal)
4. Pesan
paralinguistik
Merupakan pesan non-verbal yang
berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama
dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.
Hal-hal yang membedakan antara lain : nada, kualitas suara, volume, kecepatan,
dan ritme. Secara keseluruhan, pesan paralinguistik merupakan alat yang paling
cermat unuk menyampaikan perasaan kita kepada orang lain.
5. Pesan
sentuhan dan bau-bauan
Berbagai pesan atau perasaan dapat
disampaikan melalui sentuhan, tetapi yang paling sering dikomunikasikan antara
lain : tanpa perhatian (detached), kasih saying (mothering), takut (fearful),
marah (angry), dan bercanda (playful).
Bau-bauan telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara
sadar maupun tidak sadar. Saat ini orang-orang telah mencoba menggunakan
bau-bauan buatan seperti parfum untuk menyampaikan pesan.